MENCARI
POPULARITAS YANG MENGGANGGU KEINDAHAN
Hajat 5 tahunan yang bernama Pemilukada telah tiba. Pemilihan Umum Kepala
Daerah baik itu Walikota, Bupati ataupun Gubernur. Di daerah yang memang sedang
berlangsung ataupun sedang proses penjaringan para calon Kepala Daerah, sudah
banyak wajah-wajah baru ataupun lama bermunculan yang turut meramaikan hajat
besar tersebut.
Namun disini saya tidak membahas figur atau tokoh yang bertarung didalam
pemilukada itu, saya lebih tertarik membahas bagaimana para calon Kepala Daerah
tersebut mencari popularitas secara singkat.
Kita dapat mengambil contoh Pemilukada di Kota Bekasi yang akan
berlangsung 5 bulan kedepan, dibulan Desember 2012. Entah karena waktunya yang
hanya tersisa 5 bulan lagi atau sebab
lainnya, sudah mulai banyak baliho, spanduk, banner para bakal calon Kepala
Daerah yang benar-benar dipampang disembarang tempat.
Wadah-wadah seperti pohon, tembok dan angkutan umum merupakan tempat yang
potensial bagi para calon untuk mempopulerkan namanya tanpa mengeluarkan banyak
biaya dan bisa dibilang tepat sasaran karena banyak masyarakat yang sengaja
ataupun tidak pasti melihat dan membaca isi dari iklan tanpa bayar tersebut
tapi dampak negatifnya sangat terlihat sekali. Berbeda ketika memasang iklan
dikoran, radio dan televisi yang hanya sebagian kalangan saja yang dapat
mengaksesnya yang menyebabkan tidak terdongkraknya popularitas dari si calon
tersebut sehingga para calon tersebut lebih memilih “jalan” sebagai jalan
pintasnya.
Ditiap daerah yang sedang berlangsung Pemilukada, pasti menemukan
fenomena baru dengan hadirnya jenis
pepohonan baru yaitu “pohon popularitas”. Pohon yang penuh dengan gambar wajah
para calon Kepala Daerah yang hampir menutupi seluruh batang pada pohon-pohon
yang berada dijalur strategis. Ironis memang keadaan itu terjadi ketika
Pemerintah daerah setempat, masyarakat, akademisi, aparatur pemerintahan sedang
gencar-gencarnya menggalakan dan menata serta menjaga kebersihan dan ketertiban
untuk menghadapi agenda rutin yang selalu diadakan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup yang bernama Piala Adipura.
Mempelajari dari hal-hal tersebut, sudah seharusnya para bakal
calon/calon Kepala Daerah membuat aturan bersama perihal daerah-daerah mana
saja ataupun tempat mana saja yang boleh dipakai untuk peletakan baliho,
spanduk, banner agar terlihat tertib dan indah. Atau mungkin ditiap-tiap
kecamatan memiliki “taman politik”, taman yang dibuat khusus untuk mereka yang
sedang mempromosikan dirinya menjadi Kepala Daerah sehingga kita semua
kedepannya dapat mendapatkan pemimpin yang “bersih”.
"Mari kita jaga bersama keindahan Kota kita ini"
Terimakasih.